Tuesday, July 16, 2013

Tidur Selepas Subuh

Jannal (Window)
Ada sesuatu yang menganjal di hati ini semenjak beberapa Ramadhan yang lalu yakni perihal perubahan jam kerja bagi kantor-kantor, sekolah, dan beberapa lembaga lainnya. Pada bulan puasa ini, demi menghormati orang-orang yang berpuasa jam masuk diundur dan jam pulang dipercepat. Pada awalnya kami sangat senang dan berterimakasih atas kebijakan ini.

Namun setelah beberapa lama kami merasa ada yang berjalan tidak sebagaimana mestinya. Adalah sudah menjadi kebiasaan bagi orang-orang bahwa sangat berat sekali bangun pagi. Pada hari biasa, untuk bangun Shalat Subuh saja sudah terasa berat. Pada Bulan Ramadhan, mereka terpaksa bangun untuk sahur dan selepas subuh mereka kembali tidur.

Kami yakin bahwa sebagian besar dari kita sudah mengetahui bahwa tidur selepas subuh atau bangun kesiangan sama sekali tidak dianjurkan, walau tidak dilarang dalam Islam. Tidak perlu rasanya kami terangkan pula disini dalil, maksud, dan tujuannya.


Di tempat kami, jadwal masuk berubah menjadi pukul delapan pagi dan pulang pukul tiga siang. Kami setuju dengan yang kedua namun tidak dengan yang pertama. Sebab hal ini membuka kesempatan bagi kita untuk bermalas-malasan dan tidur selepas subuh.

Alangkah baiknya jika jam masuk dipercepat agak sejam atau satu setengah jam sehingga tidak memberi kesempatan bagi orang-orang untuk tidur selepas subuh. Tentunya jam pulang dipercepat pula, misalnya pukul satu atau setengah dua siang. Bukankah pada saat tengah hari itulah masa-masa terberat dalam menjalankan ibadah puasa. Banyak pula yang tidur siang..

Lagi pula, pada saat pagi-pagi itulah tenaga (energi) orang-orang yang berpuasa masih terkumpul dengan baik. Belum merasa penat dan begitu lapar sehingga dalam bekerja mereka lebih semangat, efektif, dan efisien.

Bagaimana kira-kira pendapat engku dan encik sekalian..?


No comments:

Post a Comment